Hari
ini spesial sekali bagi rakyat Indonesia. Hari ini hari lahir R.A Kartini yang
selalu dirayakan oleh seluruh masyarakat dengan berbagai selebrasi yang
menarik. Begitu pula dengan anak saya Azis yang dari pagi sibuk dengan baju
beskap khas Jawa. Ya, sebagian besar masyarakat Indonesia selalu memperingati
hari Kartini dengan menonjolkan sisi pakaian adat. Itulah yang setidaknya penulis lihat kemarin di
setiap persewaan baju adat penuh sesak oleh ibu-ibu yang memilih baju untuk
anak-anaknya.
Sebuah pertanyaan besar sering kali
muncul ketika memeperingati hari Kartini yang dikenang sedemikian rupa oleh
rakyatnya. Kenapa hanya Kartini? lalu dimanakah pahlawan-pahlawan wanita
lainnya seperti Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Cut Meutia dan lain-lain? Apakah mereka
tak sehebat Kartini? Apa yang menjadi kelebihan Kartini dibanding mereka?
Baca juga : Curug Dengdeng, Pesona Alam yang Masih Perawan
Dari berbagai sumber penulis menyimpulkan,
Kartini adalah seorang bangsawan yang terdidik pada zamannya. Meskipun ada adat
pingitan yang beliau lakoni pada usia mulai dua belas tahun hingga menjelang
menikah, namun pikirannya bebas menyerap berbagai ilmu dari buku atau koran
yang dikirim ke rumahnya. Buku, koran ataupun surat dari sahabat penanya di Belanda
adalah informasi yang cukup membuat kartini berpikiran terbuka. Kemudian beliau
rutin mengirim surat kepada sahabat penanya di Belanda, yaitu Rosa Abendanon. Beliau
belajar tentang arti kesetaraan dalam mendapatkan pendidikan dan pengajaran
untuk kaum perempuan di Belanda.
Segala pemikirannya, Beliau tuangkan
dalam surat-surat kepada sahabatnya itu. Kumpulan dari surat Kartini tersebut
kemudian dibukukan dan diterbitkan dalam bahasa belanda, tidak lama kemudian
juga diterbitkan dalam bahasa inggris, dan akhirnya diterbitkan dalam bahasa Indonesia
dengan judul “Habis Gelap, Terbitlah Terang”. Hingga kemudian
pemikiran-pemikirannya yang dituangkan dalam bentuk tulisan itu, berdampak
sangat luar biasa terutama untuk kaum perempuan. Perempuan akhirnya mendapatkan
hak yang sama untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran di negeri ini.
Jadi, kenapa Kartini lebih dikenang
daripada pahlawan wanita lainnya? Jawabannya sederhana, karena Kartini menulis!
“Ya, dengan menulis Anda sedang mengukir sejarahmu sendiri,” begitu kata
seorang Founder Komunita Menulis Online (KMO) Tendi Murti. Hasil pemikiran kita
yang dituangkan dalam bentuk tulisan akan selalu abadi dibaca oleh orang-orang
setelah kita bahkan ketika kita sudah tiada. Maka jika tulisan kita adalah
sesuatu yang bermanfaat, kemanfaatannya akan terus di rasakan oleh orang lain. Jadi
jangan ragu untuk menjadi penulis, ciptakan sejarahmu sendiri! Belajarlah dari
seorang kartini yang terpenjara namun mampu menciptakan sejarahnya sendiri.
EmoticonEmoticon