pic fro google |
Cerita rakyat asal usul begitu banyak di Indonesia. Bisa dibilang setiap daerah memiliki cerita asal usul masing-masing. Cerita itu diwariskan secara turun temurun kepada setiap generasi.
Sayangnya, saat ini cerita rakyat Indonesia mulai tersingkirkan. Anak-anak muda atau generasi muda bangsa tak lagi mengagumi cerita-cerita lampau yang melegenda. Zaman sekarang, anak-anak lebih suka main yang berbasis digital atau teknologi. Padahal, cerita rakyat Indonesia itu sarat akan pesan moral yang baik.
Nah, postingan di bawah ini adalah salah satu cerita asal usul bunga kemuning. Siapa yang suka bunga kemuning, ayo baca asal usulnya kenapa disebut bunga kemuning. selamat membaca!
ASAL USUL BUNGA KEMUNING
Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang megah dipimpin oleh seorang raja yang sangat bijaksana. Raja memiliki sepuluh orang putri yang sangat cantik. Namun sayang raja yang sibuk mengurus kerajaan tak sempat mendidik kesepuluh anaknya dengan baik. Hingga putri-putri itu menjadi putri yang nakal, manja dan tidak patuh.
Sayangnya, saat ini cerita rakyat Indonesia mulai tersingkirkan. Anak-anak muda atau generasi muda bangsa tak lagi mengagumi cerita-cerita lampau yang melegenda. Zaman sekarang, anak-anak lebih suka main yang berbasis digital atau teknologi. Padahal, cerita rakyat Indonesia itu sarat akan pesan moral yang baik.
Nah, postingan di bawah ini adalah salah satu cerita asal usul bunga kemuning. Siapa yang suka bunga kemuning, ayo baca asal usulnya kenapa disebut bunga kemuning. selamat membaca!
ASAL USUL BUNGA KEMUNING
Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang megah dipimpin oleh seorang raja yang sangat bijaksana. Raja memiliki sepuluh orang putri yang sangat cantik. Namun sayang raja yang sibuk mengurus kerajaan tak sempat mendidik kesepuluh anaknya dengan baik. Hingga putri-putri itu menjadi putri yang nakal, manja dan tidak patuh.
Ibu
Ratu sudah meninggal ketika melahirkan putri bungsu mereka yang bernama Putri
Kuning. Kesepuluh putrinya dirawat inang pengasuh. Raja memberi nama kesepuluh
putrinya dengan nama-nama warna supaya mudah mengingatnya. Dari mulai putri
yang sulung yang diberi nama Putri Jambon, Putri Nila, Putri Jingga, Putri
Kelabu, Putri Orange, Putri hijau, putri Merah Merona, Putri Biru dan Putri
Merah Muda. Baju yang dipakai setiap putri warnanya sesuai dengan nama putri
tersebut.
Para
putri itu tumbuh menjadi putri yang sombong, nakal, dan suka memerintah. Setiap
hari mereka menghabiskan waktu di danau. Mereka pun tak segan memerintah para
pelayan dan pembantu istana dengan kasar. Namun di antara putri-putri itu ada
seorang putri yang sangat baik hati dan juga ramah kepada siapapun, yaitu si
bungsu Putri Kuning.
Suatu
hari, raja mengatakan akan pergi ke tempat yang sangat jauh dalam waktu yang
lama.
“Aku
akan pergi ke tempat yang ajuh dan lama. Kalian akan dibelikan oleh-oleh apa,
putri-putriku?” tanya Raja.
“Aku
ingin perhiasan yang mahal!” kata Putri Jambon
“Aku
ingin kain sutra yang berkilau!” kata Putri Jingga. Kesepuluh putri
menginginkan barang yang mahal dan mewah. Namun Putri Kuning tidak demikin, dia
berpikir sejenak dan memegang lengan ayahnya.
“Aku
hanya ingin ayah pulang dengan selamat,” katanya sambil menatap ayahnya.
Kakak-kakaknya menertawakan dan mencemooh Putri Kuning.
“Anakku,
kau baik sekali. Tentu saja ayah akan pulang dengan selamat dan akan kubawakan
hadiah terindah buatmu.”
Tak
lama ayahnya pergi meninggalkan istana.
Selama
ayahnya tidak ada, putri-putri itu semakin nakal dan manja. Mereka seenaknya
saja menyuruh-nyuruh pelayan dan pembantu. Hingga pelayan itu kehabisan waktu
untuk memelihara kebersihan istana.. Taman istana yang merupakan tempat favorit
raja pun tak terurus, rumput dansampah menumpuk di sana. Melihat itu, Putri
Kuning sangat sedih, dia akhirnya
mengambil sapu dan membersihkan seluruh taman istana itu.
Putri
yang lain tertawa melihat Putri Kuning membersihkan taman, “hai ada pelayan
baru rupanya di istana kita,” kata mereka sambil terbahak.
“Itu
bersihkan lagi sampahnya!” kata Putri yang lain sambil membuang sampah
sembarangan di taman. Dengan sabar putri kuning membersihkannya lagi. terus
saja berulang-ulang hingga dia kelelahan. Putri Kuning pun mersakan penderitaan
yang dirasakan pelayan istana.
“Kalian
keterlaluan! Seharusnya ayah tak membelikan barang apapun untuk kalian!” kata
Putri Kuning.
“Ayo
ah kita ke danau. Bosan!” kata Putri Nila.
Mereka
pun menghabiskan waktunya di danau. Sementara Putri Kuning membersihkan dan
merapikan taman dan bunga-bunga. Ketika ayahnya kembali, para putri masih di
danau dan ayah memberikan sebuah kalung dengan liontin hijau untuk Putri
Kuning. Ayah sebetulnya mencari liontin kuning namun tak menemukan. Putri
kuning pun menerima dengan sukacita.
Putri
yang lain kemnali dari danau dan heboh mencari hadiah masing-masing. Ketika melihat
kalung Putri Kuning, Putri Hijau merasa iri dan menghasut kakak-kakaknya untuk
merampas kalung itu. Mereka pun sepakat menghadang Putri Kuning dengan memukul
kepalanya. Ternyata tak disangka Putri Kuning meninggal seketika. Putri-putri
itu kebingungan, lalu membopong Putri Kuning dan menguburnya di taman istana.
Raja
kebingungan mencari Putri Kuning yang menghilang. Putri bungsunya itu tak
pernah ditemukannya. Raja pun mengirim kesembilan putrinya ke negeri yang jauh
untuk belajar budi pekerti.
Sementara itu, dari
tempat dikuburkannya Putri Kuning tumbuhlah sebuah pohon yang sangat indah.
Raja pun keheranan dan berkata, “tanaman
apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai
kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini
mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama dia Kemuning!”
Sejak saat itu, bunga kemuning mendapatkan namanya.
EmoticonEmoticon