Pic : Pixabay |
Perjalanan Menulis ...
Saya adalah ibu rumah tangga dengan dua anak. Tentu saja saya juga lulusan Sarjana bahkan S2 yang mungkin buat sebagian orang sangat "sayang" hanya jadi Ibu Rumah Tangga. Meski begitu, saya tidak terpuruk atau termakan omongan orang. Toh yang tahu kondisi saya ya saya sendiri. Sejak menikah dan langsung ikut suami berpetualang, ya berpetualang karena kami adalah perantau yang pindah-pindah tempat tinggal, rasanya sulit bagi saya untuk terikat pekerjaan di sebuah instansi. Mulanya saya juga bekerja sebagai pengajar di sebuahSTIKES di Kediri, namun ternyata keberadaan anak membuatku memutuskan berhenti. Entahlah, saya termasuk ibu yang tak tega meninggalkan anak. Saya selalu merasa bersalah setiap kali menemui dia, apalagi jika sedang sakit. Sakit batin saya, sangat.
Saya selalu salut pada ibu yang tegar meninggalkan anaknya. Mereka luar biasa, karena bagaimana pun perasaan ibu pasti sama. Tetapi ketangguhannya begitu luar biasa. Beruntunglah bagi mereka yang dekat saudara, dekat orang tua hingga mendapat bantuan dalam pengawasan anak. Saya termasuk kurang beruntung, karena setiap kota yang kami singgahi, kami tak memiliki kerabat kecuali saudara baru yang sering saya anggap kerabat.
Meski begitu, saya tak pernah tinggal diam. Sbagai Full Time Mommy plus Full IRT, saya tetap melakukan sesuatu. Saya termasuk yang memanfaatkan medsos untuk bisnis, pernah jualan berbagai macam barang, pernah jualan buku dan sekarang fokus menulis. Semuanya di medsos. Namun dari kesemuanya, menulislah yang membuat hati saya tenang. Saya merasa lebih hidup dengan menulis.
Awal mula menulis yaitu ikut training menulis di Komunitas Menulis Online (KMO) dengan founder Kang Tendi Murti. Dulu ikut karena gratis (hehe namanya juga emak-emak). Lalu setelah itu, masuklah di Joeragan Artikel dengan founder Umi Aleeya. Dari JA, artikel saya tembus ke berbagai media online dan mendapat fee menulis.
Kemudian saya tertarik pada kelas Fiksi Mbak Hanny Dewanti dan ikutlah kelas ini. Di kelas ini, sangat saya banyak belajar menulis fiksi dari dasar. Saya pikir kelas ini sangat bagus untuk pemula seperti saya. Ya, memang keren! Kelas yang full praktik juga full ilmu. Dari kelas ini lalu saya ikut kelas novel mbak Hanny juga. Meskipun belum memiliki novel, namun lewat kelas ini saya memiliki banyak ilmu. In sya Allah segera lahir novelnya Aamiin ya Mujib. Tetapi berkat kelas fiksi ini, saya benyak memenangkan kompetisi menulis atau sayembara menulis penerbit mayor. Sebut saja Penerbit Wahyu Qolbu dengan buku "Untuk Hati Yang Pernah Singgah", lalu penerbit Diva Press dengan buku "Me and My Pet", Penerbit Checklist dengan buku "Percayalah semua akan berakhir indah"
Beberapa bulan yang lalu saya tetiba mendapat kesempatan ikut seleksi menulis cernak tema petualangan untuk penerbit Elex Media Komputindo. Saya pun ikut mengirimkan, dan alhamdulillah lulus. Bukunya sudah terbit berjudul Petualangan Budi Pekerti bersama beberapa teman yang lain. Buku ini adalah buku perdana cernak yang masuk penerbit mayor. Setelah itu alhamdulillah buku Ceria Ramadhan yang terbit di Ziyadbooks mendapat predikat Best Seller 25.000 eksempler habis selama masa Pre Order. Saya pun ikut kelas training menulis Wulan Mulya Prtatiwi dengan Wonderland Creative. Alhamdulillah lewat kelas itu, saya telah diterima menulis di beberapa penerbit mayor. Calon buku saya sudah ada 5 yang di Acc. Tetapi belum ada yang terbit hehehe...sabaaarr...Saya pun belajar tentang ini.
Ya, menjadi penulis anak harus ekstra sabar, karena prosesnya panjang. setelah nasakah selesai harus nunggu revsi. Ini bisa berkali-kali. Lalu setelah revisi, ilustrasi dulu oleh ilustrator, belum lain-lainnya. Tetapi intinya saya sangat merasa happy dengan menulis. Saya enjoy melakukan ini. Saya merasa seperti jatuh cinta lagi. Saya bersemangat, penuh gairah ketika menulis. Yang pasti dengan menulis, saya merasa bermanfaat dan berarti. Ini baru permulaan, saya akan terus menulis hingga akhir hayat saya aamiin.
Harapannya, anak-anak saya merasa bangga dan mencintai apa yang ibunya cintai. Seorang penulis tentu senjatanya banyak membaca. Saya ingin anak saya juga gemar membaca dan jika memiliki hobi menulis itu sangat luar biasa.
EmoticonEmoticon