Hallo
Ayah Bunda yang penuh semangat!
Menjadi
orang tua memang tak mudah ya? Ada aja masalah anak yang membuat kita
geleng-geleng kepala bahkan stress. Apalagi zaman milenial ini, anak-anak serba
canggih dan kritis. Tantangannya lebih dahsyat, betul nggak sih?
Permasalahan
pengasuhan anak memang sering menjadi masalah tersendiri dalam kehidupan rumah
tangga. Tak jarang orang tua yang angkat tangan dalam menyelesaikan masalah
anak dengan mengirimnya ke psikolog atau konsultan. Mereka tak mengerti apa
yang terjadi pada anaknya, apa yang harus diperbuat? Anak pembantah, tak mau
dibilangi atau dinasehati, suka melawan, sering membentak, pembohong, hingga
liar. Buah cinta kita yang dulunya begitu imut, sejalan dengan berjalannya
waktu malah membenci kita.
Duh
terkadang suka ngeri ya Ayah Bunda melihat fenomena seperti itu. Itu nyata lo,
bukan dongeng.
Kenapa
anak zaman sekarang cenderung lebih mudah marah atau tersinggung?
Karena orang tua sekarang kurang quality
time dengan anak, sibuk dengan pekerjaannya. Jika zaman dulu permasalahan anak
bisa diminimalisir dengan seringnya makan bersama, bepergian bersama atau
kebersamaan lainnya, zaman sekarang tidak bisa terutama bagi anak dengan orang
tua yang sibuk bekerja.
Sadar atau tidak Ayah Bunda bahwa semua yang terjadi pada anak kita saat ini adalah hasil dari pengasuhan kita. Anak tidak pernah salah, orang tualah yang tak berilmu dan tak berusaha mencari ilmu tentang memahami anak. Begitu kata pakar hipnoterapi, Bapak Arisandi.
Anak
kecanduan gadget bahkan sampai masuk rumah sakit jiwa gara-gara game online.
Naudzubillah, jangan sampai terjadi pada anak kita ya.
pic from google |
Itu juga karena kesalahan pengasuhan kita sebagai orang tua. Memang tak bisa betul-betul bebas dari gadget, tidak mungkin rasanya untuk kondisi saat ini. Namun diperlukan kebijaksanaan ketegasan peraturan yang orang tua terapkan. Tahu sendiri kan jika anak sudah suka sama game, disuruh apa-apa juga susahnya minta ampun. Disini diperlukan peran aktif orang tua untuk memberi contoh atau membuat peraturan yang disepakati bersama.
“Suka
atau tidak, ketika anda sudah menjadi orang tua, anda harus belajar ilmu
memahami anak.” kata Bapak Arisandi lagi. Beliau bahkan sampai resign dari
pekerjaannya hanya karena ingin memahami segala hal yang ada pada anaknya.
“Anak adalah amanah dari Tuhan dan akan diminta pertanggungjawabannya kelak,”
lanjut beliau.
Banyak
kasus anak bermasalah yang telah beliau terima. Kebanyakan dari kasus yang
datang adalah berasal dari kesalahan pengasuhan anak ketika umur 7 tahun ke
bawah. Ya, tujuh tahun ke bawah adalah fondasi yang akan menentukan pola pikir
anak dewasa nanti.
Sebagai contoh: Ada kasus fobia hujan mendera seorang pemuda yang datang berkonsultasi. Dia selalu takut hujan, karena jika terkena air hujan dia akan langsung sakit. Setelah ditelusuri panjang kali lebar, si anak tersebut takut hujan karena orang tuanya sewaktu kecil selalu bicara begini, “Nak, jangan hujan-hujanan nanti sakit!” Ternyata perkataan itu masuk ke alam bawah sadar anak, jika hujan pasti dia akan sakit. Begitu ampuhnya perkataan seorang ibu hingga terbawa sampai anak besar.
Selain
kasus tadi, ada banyak sugesti negatif
yang sadar atau tidak direkam anak hingga dewasa. Maka kesimpulan beliau adalah
segala hal negatif yang terjadi pada perilaku anak atau remaja, itu akibat dari
kesalahan pengasuhan orang tua saat di bawah usia tujuh tahun. Banyak sugesti
yang tidak sadar diucapkan orang tua pada anaknya hingga menumpuk di alam bawah
sadar anak, diolah dan diambil kesimpulan.
Tetapi
jangan khawatir bunda, jika anak
masih di bawah usia 12 tahun masih bisa dibenahi. Ada sebuah trik ajaib yang mampu merubah
anak menjadi lebih baik, lebih semangat, lebih rajin, lebih lembut, lebih
cerdas dan lebih-lebih lainnya. Asal ayah bunda konsisten, maka in sya Allah
akan berhasil.
Wah, apa sih triknya?
Hipnotis saat tidur. Ya, ayah bunda bisa menghipnotis atau menanamkan petuah baik (menyugesti) sesuai dengan yang ayah bunda kehendaki lewat alam bawah sadar anak saat tidur.
Bagaimana caranya?
Tidak sembarangan ayah bunda. Saya sebelumnya
tahu tentang cara ini dan sering praktik, namun ternyata cara saya kurang
tepat. Langkah-langkah yang tepat adalah :
1. Pastikan
anak sudah tidur lelap. Jika masih nyahut dan noleh berarti belum nyenyak.
2. Tepuk
tangannya atau bagian tubuh manapun dan panggil namanya. Jika anak sudah
menunjukkan reaksi, mungkin dengan mengeluarkan suara hmmm ... atau reaksi
lainnya, saat inilah yang paling tepat ayah bunda untuk mengucapkan sugesti.
3. Satu
menit yang sangat krusial. Ayah bunda hanya memiliki waktu 1 menit saja dari
sejak anak bereaksi hingga anak terlelap lagi. Segera kunci anak kita dengan
perkataan “Nak, ini mama atau papa. Tetaplah tidur dan dengarkan apa yang mama
atau papa katakan. Mengerti?” jika anak mengangguk, maka alam bawah sadar anak
sudah terkunci. Inilah saat yang tepat ayah bunda menghipnotis atau menyugesti.
4. Sebelum
melakukan sugesti, lebih baik jika orang tua sudah menuliskan kata-katanya. Bacakan
atau katakan dengan suara yang lembut. Ingat, sugesti ayah bunda harus
spesifik, tidak boleh terlalu umum apalagi ambigu. Dan, ingat pula hanya boleh
menyugesti satu masalah saja, tidak boleh lebih dari satu apalagi sampai dilist
(emangnya daftar belanjaan :D).
Contoh : Nak, mama
ingin kamu suka makan sayur. Mama yakin makin lama sayur akan makin enak
(ucapkan sebanyak tiga kali). Ini untuk anak yang tidak suka sayur ya.
Atau, “Mama yakin kamu
akan mudah mengerjakan soal matematika. Makin lama matematika akan makin mudah.”
5. Perhatikan
perubahan sikap anak dalam beberapa hari (paling tidak 7 hari). Jika sudah ada
perubahan, baru anda menyugesti lagi hal lainnya. Jika belum ada perubahan,
bisa diulangi lagi.
6. Untuk
meengecek apakah sugesti anda diterima semalam, tanyakan di pagi hari apakah
anak ingat semalam ayah atau bunda bangunkan. Jika tidak, maka in sya Allah
sugesti ayah bunda sudah diterima alam bawah sadar anak.
Nah,
bagaimana ayah bunda? Mudah bukan. Semoga membantu. Sejatinya menjadi orang tua
adalah pekerjaan yang tak mudah, namun itu ibadah yang akan membawa kita ke
surganya Allah. Anak yang saleh dan salehah akan menjadi permata dan tabungan untuk
kita kelak. Mohon maaf bila ada kata-kata yang salah, materi ini saya dapatkan
dari seminar parenting dengan pakar hipnoterapi.
EmoticonEmoticon