Pic from Google |
Anak bunda keras kepala? Suka melawan? Tak bisa dibilangin? Itu sih faktor orang tuanya Bun, hehehe...
Mohon maaf sebelumnya, saya nulis ini hanya berbagi ilmu yang saya dapatkan dalam sebuah school parents, diadakan di sekolah anak saya yang besar dengan narasumber seorang perempuan ahli parenting dan ahli hipnoterapi, yaitu Umi Fadhilah (titelnya panjang, makanya jadi lupa mau menuliskannya) wkwkwk.
Masalah anak sekarang kian beragam dan kompleks ya, Bun. Sialnya masalah mereka itu sangat berbeda dengan masalah ibu bapaknya zaman dahulu, betul tidak? Jika dahulu masalah anak itu sederhana, sekarang jadi sangat ruwet.
Apa pasal?
1. Orang tua sekarang ingin enaknya saja/gampangnya saja. Males mendidik anaknya, lebih mempercayakan pada pembantu atau sekolah.
Betul tidak?
Coba sekarang saya tanya, "Bunda memiliki kurikulum anak di rumah?" saya yakin mungkin hanya beberapa saja yang memiliki. Padahal anak itu 80% dibentuk di rumah, 20 % di sekolah. Aapalagi untuk anak di bawah tujuh tahun, itu benar-benar pendidikan rumah yang mendominasi. Pada fase ini, fondasi karakter anak dibentuk.
Siapa yang membentuknya? Ya orang tuanya dong. Makanya ada sebuah statement dari seorang ahli hipnotherapi, "orang yang memutuskan untuk menikah dan memiliki anak, otomatis harus belajar bagaimana memahami anak".
2. Orang tua tak mengupgrade ilmu tentang perkembangan anak zaman now. Anak diperlakukan sama dengan apa yang dia dapat saat kecil. Padahal itu zaman telah lamaa bangeeett..
Coba kita bandingkan zaman dulu kita waktu kecil dengan dunia anak sekarang. Anak sekarang kurang mengenal makna "perjuangan" mencapai sesuatu, serba mudah dan serba disediakan.
Kenapa ya bisa begitu? Karena ibu bapak zaman now semua sibuk nyari uang. Uang itu untuk siapa kalau bukan untuk anak. Begitu kan? Makanya anak pengen ini, oke. Pengen itu, oke. Yang penting anteng dan nggak ganggu kerjaan Ayah dan Bunda! Betul tidak?
Nah dari situ timbullah apa yang dinamakan GENERASI STROBERI.
Wah, apa itu generasi stroberi?
Semua tahu kan buah stroberi? Tampak imut, lucu, manis, tampak manis dan menarik. Namun dibalik itu, rasanya kecut, kulitnya kasar dan rapuh.
Generasi stroberi adalah generasi yang kecerdasannya snagat luar biasa, namun kepribadiannya rapuh. Dapat masalah sedikit, stress. Dapat kendala seiprit, putus asa dan lain-lain. Itu terjadi nanti saat anak dewasa. Sementara dibentuknya dari kecil.
Anak tak pernah mendapat masalah, tak pernah diajarkan makna perjuangan, segala dikasih dan difasilitasi, maka akan terbentuk karakter yang rapuh dan mudah putus asa.
Siapa lagi yang salah? Ya orang tuanya lah. Emang siapa lagi?
Biasanya generasi stroberi ini lahir dari sekolah "wah" yang wali muridnya middle class ke atas. Mereka orang berada yang sangat memberikan kepercayaan pada sekolah tersebut untuk mendidik anaknya.
Anak dimanja, jika diberikan sedikit kesusahan oleh pihak sekolah, orang tuanya akan protes. Anak dininabobokan.
*(Pembahasan generasi stroberi akan saya tulis lebih lengkapnya nanti)
3. Adanya Gempuran Gadget
Tak ada satu pun anak yang tidak suka main gadget/game. Semua suka.
Tahu tidak kenapa anak suka main game? Karena di dalam game anak merasa dihargai dan diapresiasi. Lihat saja game-game anak bunda, pasti pertama itu disambut, lalu jika menang dapat penghargaan dan bisa hidup kembali. Kenapa kita tidak belajar dari game? Cobalah bunda menyambutnya, lalu kasih penghargaan jika anak berbuat baik, maka mungkin dalam alam bawah sadar anak akan merekam dan mempengaruhi karakteristiknya kelak.
Game dari Hp atau pun dari manapun itu tentu saja berdampak negatif bagi anak. Anak yang kecanduan game tidak akan mengenal waktu, tak mau mendengar dan cenderung pemarah. Tetapi tak ada pilihan memang bagi orang tua, maka pembuatan jadwal main game mungkin menjadi solusi.
Nah, bagaimana biar anak tidak keras kepala, ngeyel, membangkang dan bahkan menganggap orang tuanya cerewet?
Menurut Umi Fadhilah (pakar parenting dan hipnoterapi), ada dua kunci ampuh supaya anak tidak keras kepala, membangkang dan ngeyel.
1. Anak kadang menganggap kita cerewet alias bawel. Maka dia akan protes atas sikap kita. Nah makanya Bunda harus mengaplikasikan ilmu ini terus menerus agar anak mengingatnya.
"Sayang, Bunda pernah menjadi kamu, sedang kamu belum pernah menjadi Bunda."
Kalimat sakti ini bisa dikatakan sejak kecil, dan jika anak mulai lupa, maka ulang kembali kalimat itu hingga anak mengingatnya terus jika Bunda pernah sepertinya dahulu. Kalimat ini bisa ampuh dalam masalah apapun dan sampai kapanpun. Anak mulai remaja, dia akan percaya pada bunda karena bunda pernah remaja.
Baca juga : 3 Hal Krusial Dalam Mengasuh Anak yang Sering Terlupakan Oleh Orang Tua Menurut Pakar Hipnoterapi
2. Libatkan kata Allah dalam setiap kalimat.
"Silakan kakak tidak salat juga, Mama tidak marah. Tapi ingat ada Allah yang akan marah."
Libatkan kata Allah dalam ucapan, agar anak memang takut sama Allah bukan sama orang tuanya. Sehingga ketika orang tuanya tidak ada pun, mereka akan takut sama Allah dan melakukan kewajibannya.
Nah ada bonus buat anak yang susah bangun pagi. Ini disebut alarm alami. Caranya ketika akan tidur, bunda tanya "mau bangun jam berapa?" anak jawab jam 5.
Katakan tiga kali, "jam lima kita?" anak menjawab "bangun!" dan suruh bayangkan jam lima di dinding, maka in sya Allah dia akan bangun jam lima pagi.
Intinya begini ya bunda, apapun yang hari ini telah menjadi kebiasaan buruk anak, akar penyebabnya adalah kesalahan pola pengasuhan orang tua. Orang tua yang bahagia akan mampu mengasuh anaknya dengan sangat baik, sebaiknya jika orang tua tida bahagia, maka pengasuhan anak pun terbengkalai. Kebahagiaan hati bunda terletak pada cinta pasangannya, oleh karena itu tugas suami untuk selalu mengisi tangki cinta istrinya agar selalu bahagia. Pertama dan yang paling utama kunci sukses mengasuh anak adalah, orang tua yang bahagia. Lupakan masa lalu, kejelekan yang lalu, dendam dan kesalahan masa lalu, mulai hari ini dan ke depan jadilah sosok hebat yang benar-benar mencintai dan dicintai anak, hingga anak dnegan bangga akan menyebut anda sebagai bunda yang terbaik dalam hidupnya.
EmoticonEmoticon