Hari ini sangat
beda
Hari ini tak
biasa
Terdiam di
pojok pagi sambil mengenang setahun lalu
Di sana, aku
menyambut pagi dengan semringah
Setelah ratusan
pagi tidak bersama.
Kutumpahkan
segala rasa.
Kini, aku hanya
menatap mata layar
Mengucap maaf,
doa dan harapan
Senyuman pun
menahan
Seolah berkata
jangan ditahan
Ya, hari ini
aku tak bisa pulang
Karena ulah
makhluk Tuhan yang jalang!
Baca juga :
Baca juga :
Hari ini, umat Islam di seluruh
dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Walau hanya di rumah saja, namun
kemenangan itu tetap terasa dalam di hati, bahkan amat sangat special. Ramadhan
kali ini bertepatan dengan Pandemi Corona, masyarakat diharapkan tetap di rumah
saja. Hal ini dilakukan untuk mencegah menyebarnya virus covid-19 ke berbagai
daerah. Yang paling penting keluarga kami aman di kampung, secara mereka sudah
pada sepuh dan rentan jika terkena virus.
Seperti anjuran pemerintah, kami yang biasanya mudik lebaran,
terpaksa kali ini tidak mudik. Untuk pertama kalinya dalam sejarah perantauan
kami, lebaran tidak mudik. Terasa sangat berbeda, ada yang tak biasa. Apalagi
saat takbir semalam, rasanya mencelos hati ini, antara sedih karena Ramadhan
telah berakhir dan kenyataan bahwa takbir tahun ini jauh dari keluarga besar. Walau
begitu, idul fitri adalah kemenangan bagi umat Islam. Kita harus menyambutnya dengan
sukacita.
Selesai shalat ied di rumah |
Kenapa sih tidak boleh mudik?
Mudik alias pulang kampung tentu
saja sangat menyenangkan dan selalu ditunggu. Yang sangat jauh pun, jika saatnya
idul fitri pasti akan pulang. Tetapi karena keadaannya sedang pandemic corona,
maka keinginan mudik itu harus ditahan. Kontak fisik sebisa mungkin diminimalisir.
Pemerintah pun menghimbau agar masyarakat tidak mudik lebaran di tahun ini.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan
mudik lebaran dilarang :
1.
Agar tidak terjadi banyak kontak fisik
2.
Agar orang tua (rentan terkena)
atau bayi tetap terjaga kesehatannya
3.
Karena tidak semua pembawa virus
memperlihatkan gejala, maka pertemuan dengan jarak dekat pun dilarang.
4.
Agar penyebaran virus antar
manusia dapat dihentikan atau diminimalisir.
Coba bayangkan, jika semua warga tidak patuh, semua mudik
semua pulang kampung. Dengan kondisi yang tak jelas, apakah dia pembawa virus
atau bukan, maka bisa dipastikan virus pun kian menyebarluas. Jika seperti itu
(kalian bedegong), kapan pandemic ini akan berakhir? Yang direpotkan
tentu saja para tenaga medis. Padahal mereka selama ini telah bertahan, ikhlas
berjauhan dengan anaknya, ikhlas merawat walau pun tahu kondisinya tidak
baik-baik saja. Oleh karena itu, seharusnya kita lebih bijaksana dalam
mengambil keputusan ya. Jangan mudik dulu.
Hikmah di balik Tidak Mudik Lebaran
Siapa pun pasti inginnya mudik, ingin memeluk dan bersembah
sujud kepada orang tua. Ingin menumpahkan rindu setelah satu tahun berjauhan. Tapi,
sebagai seorang manusia yang tidak boleh egois, kami memutusan tetap di rumah
sesuai anjuran pemerintah. Sebenarnya, jika mau, bisa saja mudik dengan
berbagai cara, tapi kami memilih tidak mudik demi orang-orang yang kami kasihi.
Ada banyak hikmah ketika saya memutuskan tidak mudik. Dan
semuanya positif bagi keluarga kami.
1.
Saya membuktikan bisa masak menu
Lebaran
Yeaay berhasil berhasil
berhasil! Saya hari ini masak gulai daging sapi yang empuk banget. Enak pula
rasanya, mantap pokoknya. Rahasia keempukannya tentu saja terletak pada daging
yang empuk karena proses presto yang pas. Tipsnya nih buat yang pertama kali
lebaran tanpa mudik alias harus masak sendiri, hari sebelum lebaran kudu sudah
jadi masakanmu, agar pagi pas lebaran langsung diangetin dan makan. Presto
daging sapinya selama 20-25 menit sejak mendesing, cukup bikin daging sangat
empuk. Saya juga membuat sambal kentang ati, tapi sayang petenya nggak dapat
nyari kemana-mana juga.
Tahun ini kali pertama
masak sendiri untuk lebaran sejak berumah tangga. Biasanya kami mudik ke mertua
di Ciamis, dan hidangan lebaran tinggal makan saja. Tentu saja ini prestasi
yang sangat keren bagi saya wkwk.
Gulai daging sapi yang empuk dan yummy |
Alhamdulillah, makan gulai juga hehe |
2.
Bisa membuat kue kering dan
makanan lainnya
Ini juga prestasi saya
berikutnya, membuat kuker sendiri! Ini hal yang tidak pernah saya lakukan
sebelumnya. Karena menjelang lebaran ini banyak nganggurnya, aku bahkan nulis
pun ogah-ogahan, karena seringnya ngantuk. Akhirnya kuputuskan bebikinan saja.
Dari mulai bikin bolu-bolu yang lagi hits dan enak, siomay hingga kue kering.
Semuanya alhamdulillah enak dan disukai suami juga anak-anak. Padahal, dulunya paling malas bebikinan haha.
Kue Egg Drop hanya 3 bahan (gula, telur dan terigu saja) |
3.
Lebih intens mengingat Allah
Akhir Ramadhan biasanya
kami disibukkan oleh kehebohan persiapa mudik. Drai mulai packing baju, beli
oleh-oleh, beli baju keluarga hingga persiapan selama perjalanan. Karena kan
kami jauh, dari Mojokerto ke Ciamis Jawa barat. Tahun ini alhamdulillah, tidak
ribet melakukan hal itu. Jadi otomatis kami pun lebih khusyuk beribadah. Yang buat
saya sangat bersyukur dengan adanya pandemi ini ya inilah salah satunya. Dan,
siang ini pun bisa nulis untuk blog ini. Kalau mudik mah mana bisa kan ya harus
ngider sana sini hehe.
4.
Bisa menghemat dan bertambah
tabungan
Ini mah pasti. Tidak
mudik, tidak perlu beli oleh-oleh, tidak beli baju lebaran, alhamdulillah
rezeki bisa ditabung untuk umroh akhir tahun, insya Allah. Terus terang biaya
perjalanan saja kalau mudik itu tidak murah, karena kami harus menginap dulu di
yogja yang otomatis di hotel lalu besoknya baru melanjutkan perjalanan. Lalu
bensin untuk perjalanan juga tidak sedikit. Pokoknya lebaran tahun ini sangat
irit.
5.
Ibadah dengan anggota keluarga
Alhamdulillah, selama Ramadhan
beribadah hanya di rumah saja bersama suami dan anak-anak. Hingga tadi shalat
ied juga berjamaah bersama suami dan anak. Alhamdulillah, diberikan kesempatan
shalat bersama keluarga tercinta dengan komplit. Terasa banget bedanya,
biasanya di alun-alun kota Ciamis dengan ratusan orang umat Islam.
Nah kan tak ada yang sia-sia, semua
selalu ada hikmahnya. Dengan pandemic ini banyak hal terasa lebih berharga. Banyak
hal baik dapat dieksplore dari rumah saja. Dengan kebersamaan bersama keluarga
dan dalam keadaan sehat pun seharusnya sudah cukup membuat kita bersyukur.
Tidak mudik bukan berarti tak sayang, tidak mudik membuktikan rasa sayang kita
yang teramat sangat dan pembuktian pada diri sendiri bahwa kita sudah dewasa dalam
berpikir. Semoga pandemi ini segera berakhir, agar kita secepatnya bisa
bepergian tanpa rasa khawatir, aamiin.
Taqoballallahumma minna wa minkum, minal aidzin wal faidzin. Selamat Idul Fitri 1441 Hijriyyah.
Mojokerto,
24 Mei 2020 (Idul Fitri 1441 H)
EmoticonEmoticon